KAMAR MANDI ALAMI

Kamar mandi bisa ditata menyerupai suasana di suatu tempat yang pernah kita kunjungi, dan sangat kita sukai.
Mungkin Anda pernah pergi ke suatu tempat, dan Anda sangat menyukainya. Anda ingin agar tempat kenangan itu dapat dibawa pulang, supaya bisa dinikmati setiap hari. Begitulah hal yang dialami oleh Parikesit dan istri, yang sangat menyukai suasana pedesaan yang alami. Karena itu ia “membawa pulang” suasana itu, dan “menaruhnya” di kamar mandinya. Kamar mandi yang dibuat dengan bahan yang sebagian besar bernuansa natural, didesain dengan gaya natural-modern.
Sebenarnya kamar mandi ini bukanlah perubahaan dari kamar mandi lama. Bisa dikatakan ini adalah kamar mandi baru, yang dibuat bersamaan dengan dua ruang tidur di sebelahnya. Kamar mandi lama tadinya berada di lorong jalan menuju dua ruang tidur dan kamar mandi yang baru ini.
“Rumah saya sebenarnya bertipe 36 dengan tanah seluas 156 m2. Karena di hoek, saya mendapat kelebihan lebar tanah selebar 6 m. Itulah yang membuat saya bisa membangun dua ruang tidur dan satu kamar mandi,” ujar Parikesit si pemilik rumah. Sekarang, pada rumah ini terdapat 3 ruang tidur, 1 kamar mandi, ruang keluarga, ruang tamu, dan dapur. Ruang tamu yang ada sekarang, tadinya adalah ruang tidur.
Kamar Mandi Natural-Modern
Khusus mengenai kamar mandi, Parikesit membuat model kamar mandi dengan nuansa alam. Batu-batu alam yang dijadikan material dominan, semakin memberi kesan natural. Terinspirasi dari kamar mandi di pedesaan dan beberapa restoran yang pernah dikunjunginya, Parikesit dan istri berkeinginan untuk membuat kamar mandi yang alami pula. Sementara nuansa modern tetap diberikan dalam pilihan perabot kamar mandi seperti wastafel, kloset model duduk, dan shower. “Bisa dibilang, kamar mandi ini merupakan kombinasi antara karakter tradisional dan modern,” kata Parikesit. Bak air berwarna biru yang masih digunakan di sini, renacananya akan diganti dengan gentong besar supaya lebih bernuansa tradisional.
Batu koral yang tampak mendominasi setengah bagian dinding dan lantai ini dibuat dengan maksud tertentu, selain memberikan kesan natural tadi. Lantai dengan batu-batuan ini dimaksudkan agar lantai tidak licin. Batu yang dipakai pada dinding ini berbeda dengan lantai. Untuk dinding, digunakan batu jenis koral mengkilat berwarna hitam legam. Bentuknya agak gepeng dengan ukuran tiap batunya hampir serupa. Sedangkan untuk lantai, digunakan batu berwarna putih dengan harga lebih murah dari batu untuk dinding. Lantainya di-finishing dengan semen putih agar semakin terang dan kuat.
Pintu geser (sliding door) dimodifikasi sendiri, dengan sesekali bertukar pikiran dengan tukang. Idenya datang dari sang istri yang teringat pintu geser model rumah Jepang. Kamar mandi yang tidak terlampau lebar dirasa lebih pas dengan pintu model seperti ini agar ruang bisa lebih efisien. Kemudian atap fiber yang dipasang diharapkan dapat memberi penerangan yang cukup. Tapi karena ternyata cahaya yang masuk masih dirasa kurang oleh si pemilik, mereka menambahkan ornamen kaca bermotif kupu-kupu dan bunga pada dinding atas, agar cahaya yang masuk lebih optimal. Selanjutnya, gantungan handuk/pakaian bermotif binatang laut, seperti kepiting dan kuda laut, dibuat untuk menampilkan kesan laut. Ini karena mereka berencana akan memberi lukisan ikan-ikan laut untuk tembok yang berwarna putih. “Biar tidak kosong melompong saja, cuma jangan terlalu ramai juga,” tambah Parikesit.
Lama dan Biaya Pengerjaan
Pengerjaan kamar mandi ini cukup lama (kurang lebih 3 hari), karena batu-batu koral dipasang satu per satu, baik yang terdapat di dinding maupun lantai. Ini tidak termasuk pemasangan dinding batanya. Namun selama 3 hari itu dapat diselesaikan pula pemasangan instalasi pipa air serta finishing. Semua pekerjaan ini cukup dilakukan oleh satu tukang dan satu asisten (kenek).
Untuk bahan-bahan yang digunakan, pasangan ini berburu sendiri. Tukang hanya mengerjakan apa yang diinginkan oleh mereka, dan mendapat supervisi langsung dari mereka berdua. Soal biaya, sayangnya Parikesit tidak begitu ingat persisnya. Tapi ia memperkirakan sudah menghabiskan dana sekitar Rp 2 juta untuk pembuatan kamar mandi ini, komplit berikut tukangnya.
Sekilas Tentang Batu Koral
Alam mempunyai berbagi potensi yang bisa dimanfaatkan, salah satunya adalah batu koral. Warna, bentuk, ukuran, dan tekstur batu yang beragam, justru menambah keunikan batu koral.
Batu koral biasa digunakan untuk melapisi dinding atau lantai. Bahkan ada juga yang memanfaatkan batu koral dengan susunan tertentu untuk pijat refleksi. Khusus untuk lantai, baik di luar maupun di dalam ruangan, batu koral bisa saja hanya ditaburkan, tanpa diberi perekat.
Batu koral dengan penampilan glossy (mengkilat), biasanya digunakan untuk dinding, sedangkan batu koral untuk lantai biasanya digunakan yang tidak mengkilat. Ini karena batu koral yang mengkilat lebih licin, sehingga tidak baik digunakan pada lantai.